Mengambil Berkat Air Hujan


Sidi ‘Alwi Al-Maliki
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin–ulama Wahhabi kontemporer di Saudi Arabia yang sangat populer dan kharismatik-, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahhabi, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di. Ia dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa’di. Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti paradigma pemikiran Wahhabi. Tafsir ini di kalangan Wahhabi menyamai kedudukan Tafsir al-Jalalain di kalangan kaum Sunni.

Syaikh Ibnu Sa’di dikenal sebagai ulama Wahhabi yang ekstrem. Namun demikian, terkadang ia mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu datangnya.

Suatu ketika, al-Imam al-Sayyid ‘Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (ayahanda al-Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki) sedang duduk-duduk di serambi Masjidil Haram bersama murid-muridnya dalam halaqah pengajiannya. Di bagian lain serambi Masjidil Haram tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di juga duduk-duduk bersama anak buahnya. Sementara orang-orang di Masjidil Haram sedang larut dalam ibadah. Ada yang shalat dan ada pula yang thawaf. Pada saat itu, langit di atas Masjidil Haram diselimuti mendung tebal yang menggelantung. Sepertinya sebentar lagi hujan lebat akan segera mengguyur tanah suci umat Islam itu.

Tiba-tiba air hujan itu pun turun dengan lebatnya. Akibatnya, saluran air di atas Ka’bah mengalirkan air hujan itu dengan derasnya. Melihat air begitu deras dari saluran air di atas kiblat kaum Muslimin yang berbentuk kubus itu, orang-orang Hijaz seperti kebiasaan mereka, segera berhamburan menuju saluran itu dan mengambil air tersebut. Air itu mereka tuangkan ke baju dan tubuh mereka, dengan harapan mendapatkan berkah dari air itu.

Melihat kejadian tersebut, para polisi pamong praja Kerajaan Saudi Arabia, yang sebagian besar berasal dari orang Baduwi daerah Najd itu, menjadi terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaz tersebut telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain Allah subhanahu wa ta’ala dengan ngalap barokah dari air itu. Akhirnya para polisi pamong praja itu menghampiri kerumunan orang-orang Hijaz dan berkata kepada mereka yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air Ka’bah itu, “Hai orang-orang musyrik, jangan lakukan itu. Itu perbuatan syirik. Itu perbuatan syirik. Hentikan!” Demikian teguran keras para polisi pamong praja kerajaan Wahhabi itu.

Mendengar teguran para polisi pamong praja itu, orang-orang Hijaz itu pun segera membubarkan diri dan pergi menuju Sayyid ‘Alwi yang sedang mengajar murid-muridnya di halaqah tempat beliau mengajar secara rutin. Kepada beliau, mereka menanyakan perihal hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu. Ternyata Sayyid ‘Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka untuk terus melakukannya.

Talang Emas Multazam
Menerima fatwa Sayyid ‘Alwi yang melegitimasi perbuatan mereka, akhirnya untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu pun berhamburan lagi menuju saluran air di Ka’bah itu, dengan tujuan mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya, tanpa mengindahkan teguran para polisi Baduwi tersebut. Bahkan ketika para polisi Baduwi itu menegur mereka untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu menjawab, “Kami tidak peduli teguran Anda, setelah Sayyid ‘Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan mengambil berkah dari air ini.”

Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan teguran, para polisi Baduwi itu pun segera mendatangi halaqah Syaikh Ibnu Sa’di, guru mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid ‘Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya. Akhirnya, setelah mendengar laporan para polisi Baduwi, yang merupakan anak buahnya itu, Syaikh Ibnu Sa’di segera mengambil selendangnya dan bangkit berjalan menghampiri halaqah Sayyid ‘Alwi. Kemudian dengan perlahan Syaikh Ibn Sa’di itu duduk di sebelah Sayyid ‘Alwi. Sementara orang-orang dari berbagai golongan, berkumpul mengelilingi kedua ulama besar itu. Mereka menunggu-nunggu, apa yang akan dibicarakan oleh dua ulama besar itu.

Dengan penuh sopan santun dan etika layaknya seorang ulama besar, Syaikh Ibnu Sa’di bertanya kepada Sayyid ‘Alwi: “Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dari saluran air di Ka’bah itu ada berkahnya?”

Mendengar pertanyaan Syaikh Ibn Sa’di, Sayyid ‘Alwi menjawab: “Benar. Bahkan air tersebut memiliki dua berkah.”

Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di terkejut dan berkata: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”

Sayyid ‘Alwi menjawab: “Karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya tentang air hujan:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَاركَاً (ق: ٩
“Dan Kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah.” (QS. 50 : 9).

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman mengenai Ka’bah:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا (آل عمران: ٩٦
“Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah), yang diberkahi (oleh Allah).” (QS. 3 : 96).

Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di atas Ka’bah itu memiliki dua berkah, yaitu berkah yang turun dari langit dan berkah yang terdapat pada Baitullah ini.”

Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di merasa heran dan kagum kepada Sayyid ‘Alwi. Kemudian dengan penuh kesadaran, mulut Syaikh Ibnu Sa’di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia, sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid ‘Alwi: “Subhanallah (Maha Suci Allah), bagaimana kami bisa lalai dari kedua ayat ini.”

Kemudian Syaikh Ibnu Sa’di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid ‘Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halaqah tersebut. Namun Sayyid ‘Alwi berkata kepada Syaikh Ibnu Sa’di: “Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu Sa’di. Aku melihat para polisi baduwi itu mengira bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin dengan mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu sebagai perbuatan syirik. Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan dan mensyirikkan orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang seperti Anda melarang mereka. Oleh karena itu, sekarang bangkitlah Anda menuju saluran air di Ka’bah itu. Lalu ambillah air di situ di depan para polisi Baduwi itu, sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain.”

Akhirnya mendengar saran Sayyid ‘Alwi, Syaikh Ibnu Sa’di segera bangkit menuju saluran air di Ka’bah. Ia basahi pakaiannya dengan air itu, dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tindakan Syaikh Ibnu Sa’di ini, para polisi Baduwi itu pun akhirnya pergi meninggalkan Masjidil Haram dengan perasaan malu.

Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah, dalam kitab Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya). Beliau murid Sayyid ‘Alwi al-Maliki dan termasuk salah seorang saksi mata kejadian itu.

Syaikh Abdurrahman Ibnu Sa’di
Syaikh Ibn Sa’di sebenarnya seorang yang sangat alim. Ia pakar dalam bidang tafsir. Apabila berbicara tafsir, ia mampu menguraikan makna dan maksud ayat al-Qur’an dari berbagai aspeknya di luar kepala dengan bahasa yang sangat bagus dan mudah dimengerti. Akan tetapi sayang, ideologi Wahhabi yang diikutinya berpengaruh terhadap paradigma pemikiran beliau. Aroma Wahhabi sangat kental dengan tafsir yang ditulisnya.

Dikutip oleh: Ust. M. Luqman Firmansyah dari “Buku Pintar Berdebat Dengan Wahhabi” , karangan Ust. Muhammad Idrus Ramli, Penerbit Bina Aswaja bekerjasama dengan LBM NU Jember, Cetakan Pertama September 2010.

15 Punca Gempa Bumi


gambar hiasan-gempa bumi

gambar hiasan-gempa bumi

15 Punca Gempa BumiQuantcast

Kita sebagai umat yang beriman mesti yakin dan percaya bahawa setiap kejadian dan apa yang berlaku merupakan antara tanda yang membuktikan kekuatan dan kekuasaan Allah. Manusia tidak mampu memberi manfaat apatah lagi mendatangkan kemudharatan kepada orang lain kerana hanya Allah sahaja yang mampu melakukannya terhadap makhluk ciptaanNya. Kita juga yakin bahawa ada antara punca turunnya sesuatu bala atau bencana termasuk petir yang kuat, banjir besar, ribut taufan, gempa bumi, tsunami ke atas umat manusia disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri.

Antaranya sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Tirmizi daripada Sayyidina Ali Karramallahu wajhah di mana katanya bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud : ” Apabila umatku telah membuat 15 belas perkara maka bala pasti akan turun kepada mereka iaitu :

1. Apabila hasil kekayaan negara hanya beredar di kalangan golongan tertentu sahaja

2. Apabila amanah dijadikan suatu sumber dalam mengaut keuntungan

3.Zakat dijadikan hutang

4. Suami menurut sahaja kehendak isteri

5. Anak derhaka terhadap ibunya

6. Sedangkan anak tadi dalam masa yang sama terlalu mementingkan kawannya

7.Anak juga menjauhkan diri daripada bapanya

8. Suara sudah ditinggikan dalam masjid (berbual kosong tentang keduniaan)

9. Yang menjadi pemimpin di kalangan mereka ialah orang yang paling hina di antara mereka

10. Seseorang itu dipandang tinggi kerana ditakuti kejahatannya

11. Arak sudah diminum secara terang-terangan di merata tempat

12. Kain sutera banyak dipakai oleh kaum lelaki

13. Para artis disanjung tinggi

14. Muzik banyak dimainkan

15. Generasi akhir umat ini melaknat (mencaci) generasi pertama (para sahabat nabi dan ulama’)

Maka pada ketika itu mereka bakal ditimpa oleh angin merah atau gempa bumi atau diubah keadaan mereka menjadi makhluk lain (seperti kera, babi dan sebagainya)

Gempa Bumi Bunga-Bunga Kiamat Besar


gempa bumi

gempa bumi

Gempa Bumi Bunga-Bunga Kiamat Besar
SEGALA bencana ditimpa Allah sepatutnya menambah keimanan umat Islam.

Al-Quran beri peringatan, petanda agar manusia mengimani hari akhirat

ANTARA Rukun Iman enam perkara ialah percaya hari akhirat seperti disabdakan Baginda SAW ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril AS mengenai iman yang bermaksud: “Iman ialah engkau beriman kepada Allah dan malaikat-Nya dan segala kitab-Nya dan rasul-Nya dan hari kemudian dan engkau beriman kepada takdir baiknya dan buruk.” (Hadis riwayat Muslim)

Lima daripada enam Rukun Iman sudah, sedang dan akan dilalui seorang mukmin bahkan dirasakan kenikmatannya bagi sesiapa yang beruntung.

Satu lagi rukun kekal menjadi rahsia Allah SWT iaitu hari akhirat. Dalam sambungan hadis di atas disebutkan maksudnya: “Khabarkan kepadaku perihal hari kiamat.” Rasulullah menjawab: “Tidaklah yang ditanya mengenainya lebih tahu daripada orang yang bertanya.” Nabi SAW pun tidak mengetahuinya.

Sebagai orang beriman kita beriman kepada hari kiamat dengan penuh keyakinan dan kebenaran (al-tashdiq), beriman kepada apa yang Allah SWT khabarkan mengenai hari kiamat dalam Kitab-Nya dan apa yang dikhabarkan Rasulullah SAW mengenai segala hal yang akan terjadi selepas mati sehingga penghuni syurga masuk syurga dan penghuni neraka masuk neraka.

Sesungguhnya Allah SWT berulang kali hari kiamat dalam kitab-Nya, menjelaskannya di banyak tempat, memperingatkan kepadanya dalam setiap kesempatan, menegaskan kejadiannya dan sering menyebutkannya, bahkan mengaitkan keimanan kepada-Nya dengan hari kiamat. Allah merahsiakan waktu berlaku kiamat kepada hamba-Nya, tetapi memberikan tanda kejadian itu.

Kita beriman kepada segala yang akan berlaku daripada tanda hari kiamat sama ada tanda kecil (alamat al-shughra) atau besar (al-kubra). Tanda itu ialah isyarat akan berlaku hari kiamat kerana ia termasuk dalam cakupan iman terhadapnya.

Dalam suatu kitab dibincangkan mengenai tanda kecil hari akhir yang mempunyai landasan dalil syarak muktamad antaranya: “Banyak berlaku pembunuhan, mengharapkan mati kerana musibah yang dahsyat, keinginan agar dirinya seperti orang yang mati dan berandai dia sudah mati kerana dahsyatnya petaka yang dihadapi, ramai meninggal dunia tiba-tiba, maut kerana gempa atau wabak, lelaki sedikit daripada perempuan, wanita berpakaian tetapi telanjang, melebarnya pelacuran di jalan dan munculnya penyokong orang zalim daripada kalangan petugas keselamatan yang mendera manusia.

Tandanya kiamat lain ialah munculnya alat muzik, arak, perzinaan, riba, pemakaian sutera halal bagi lelaki, terbenamnya sebahagian bumi dengan segala di atasnya, muncul perubahan bentuk tubuh dan bermaharajalela fitnah.

Gempa ialah kejadian yang luar biasa dahsyatnya. Bayangkan ketika anda dalam ketenangan, ketenteraman dan kedamaian hidup tiba-tiba bumi yang anda pijak bergetar, goyang dan hancur memporak-perandakan segala di sekitar anda. Betapa menderitanya jika anda ditakdirkan terus hidup.

Dalam mengilustrasikan kejadian hari kiamat, Allah menggunakan contoh gempa bumi dalam kitab suci-Nya kerana ia menunjukkan sesuatu yang sangat dahsyat dan kehebatan kekuasaan-Nya.

Firman Allah dalam Surah al-Hajj ayat 1 dan 2 yang bermaksud: “Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Tuhan kamu! Sesungguhnya gempa hari kiamat itu sesuatu perkara yang amat besar. Pada hari kamu melihat (peristiwa yang mengerikan) itu, setiap ibu melupakan anak yang disusukannya, dan perempuan mengandung gugurkan anaknya; dan engkau akan melihat manusia mabuk, pada hal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah amatlah berat, mengerikan.”

Peringatan ayat di atas adalah untuk semua umat manusia bukan kepada kafir atau orang jahat saja.

Pada era nabi dan rasul dulu, Allah membinasakan pembangkang mereka dengan kejadian mengerikan seperti hujan batu, gempa dan ditelan bumi.

Al-Quran menerangkannya yang bermaksud: “Masing-masing Kami binasakan dengan sebab dosanya iaitu antaranya ada yang Kami hantarkan angin ribut menghujaninya dengan batu; dan ada yang dibinasakan dengan letusan suara yang menggempakan bumi; dan ada yang Kami timbuskan dia di bumi; dan ada pula yang Kami tenggelamkan di laut. Dan (ingatlah) Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” (Surah al-’Ankabut: 40)

Pada hari ini, sudah tidak ada lagi era kenabian mahupun kerasulan. Kejadian gempa tidak ada kena-mengena dengan penderhakaan kepada nabi dan rasul. Di samping sebagai peringatan Allah, bencana alam gempa ialah hukum alam semula jadi dengan Allah menjadikan kawasan tertentu sebagai pusat gempa seperti persekitaran api akan merasakan kepanasan api dan persekitaran ais akan merasakan kesejukan.

Gempa bumi yang dalam bahasa Arabnya zilzal mempunyai konotasi mengerikan dan mendukacitakan. Oleh kerana dahsyat gempa itulah, Allah menamakan salah satu surah al-Quran yang berjumlah 114 dengan Surah al-Zalzalah (Gegaran), surah nombor 99 bersamaan jumlah Asmaul Husna. Surah ini juga bercerita mengenai hari kiamat.

Imam al-Suyuti dalam Asrar Tartib al-Quran (Rahsia Urutan Surah al-Quran) berkata: “Aku berpendapat: “Apabila pada akhir surah Lam yakun (al-Bayyinah) disebutkan balasan orang kafir ialah neraka dan ganjaran orang mukmin adalah syurga seolah-olah ditanyakan bila ia berlaku? Maka jawapannya ialah ‘apabila bumi digegarkan dengan gegaran yang sedahsyat-dahsyatnya’ yakni ketika berlaku gempa bumi.”

Sambungan surah ini ialah: “Serta bumi itu mengeluarkan segala isinya. Berkatalah manusia (dengan perasaan gerun): “Apa yang sudah terjadi kepada bumi?” (Ayat 2-3)

Selain dua tempat yang disebutkan di atas, kata ‘zilzal’ disebut tiga kali lagi dalam al-Baqarah ayat 214 dan al-Ahzab ayat 11 dengan pengertian gegaran jiwa bukan gegaran fizikal. Orang beriman ketika mendengar dan melihat tanda kebesaran Allah termasuk tanda kecil hari kiamat termasuk kejadian gempa akan bertambah iman mereka.

“Sesungguhnya orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-Nya) gementarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menjadikan mereka bertambah iman dan kepada Tuhan jualah mereka berserah.” (Surah al-Anfal: 2). Tawakkalnaalallah!

Adab Pelajar Terhadap Gurunya


gambar hiasan-menuntut ilmu

gambar hiasan-menuntut ilmu

Adab Menuntut Ilmu

Menurut Imam al-Ghazali seseorang murid hendaklah:
• Memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya.
• Mendiamkan diri sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran.
• Menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
• Tidak meninggikan suara terhadap guru, sebaliknya memadailah berkata dengan suara yang didengari.
• Sekiranya perlu bertanya, pastikan guru bersedia memberikan jawapan.
• Menghormati guru di hadapan dan belakangnya.
• Menutup kelemahan guru agar tidak didedahkan tanpa keperluan.
• Mendoakan kebaikan baginya.

 

Petua Sembelih Binatang Dari Ulama


gambar hiasan- unta di sembelih

gambar hiasan- unta di sembelih

Petua Sembelih Binatang Dari Ulama

1. Supaya daging tidak berlemak

  1. Ada wudhu’ ketika sembelih binatang
  2. Mata pisau disapu terlebih dahulu dengan minyak yang ada dibahagian hidung kita
  3. Hulu pisau dibungkus dengan kertas atau sebagainya
  4. Mata pisau dikilir atau digerakkan dengan belakang tapak tangan

2. Supaya daging binatang menjadi lembut

a.       Mata pisau diletak dekat butir halkum binatang

b.      Kedudukan seluruh badan kita jangan berbetulan dengan mata pisau

c.       Tahan nafas sewaktu hendak sembelih dan semasa sembelih maka nafas dilepas secara perlahan-lahan

3. Bacaan ketika mahu sembelih binatang supaya daging tidak berbau busuk

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الحَمْدُ

اللّهُمَّ هَذَا هَذَا مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنَّا كَمَا تَقَبَّلْتَهُ مِنْ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِكَ وَمِنْ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبِيْدِكَ وَرَسُوْلِكَ اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالجَنَّةَ

4. Selesai sembelih binatang maka sapukan hujung mata pisau kepada pipi binatang tadi supaya lalat tidak datang menghurungi daging

5. Supaya mencukup atau memadai daging bagi setiap jamuan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ ِلإِيْلاَفِ قُرَيْشٍ إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ

Hembus dan sapu kepada badan binatang bermula bahu hingga punggungnya

6. Jangan basuh tangan dan mata pisau sehingga binatang sembelihan benar-benar telah mati

# Sebaiknya tukang sembelih tidak menjadi tukang yang memandikan mayat kerana biasanya boleh membawa kepada daging menjadi keras

Petua ini diamalkan oleh Tuan Guru Hj Hashim Mudir Pondok Pasir Tumboh

Muai Thai Seni Kebanggaan Bangsa Siam


 

Aksi Muai

Aksi Muai Thai

 

Aksi hero Muay Thai
Oleh Fairuz Zaidan
fairuzaidan@bharian.com.my

Jaguh dunia papar kelicikan tinju Siam

TENDANG, tepis dan terjah. Tiga elemen ini menjadi senjata maut dalam rutin seni mempertahankan diri, Muay Thai. Hampir semua orang kenal apa itu Muay Thai iaitu sejenis seni mempertahankan diri dari Thailand yang memiliki peminat di serata dunia.

Menyedari tarikan Muay Thai sebagai seni mempertahankan diri popular, pusat kecergasan terkenal Celebrity Fitness mengambil inisiatif menganjurkan bengkel Muay Thai di cawangannya di kompleks beli-belah One Utama, Bandar Utama, Petaling Jaya, baru-baru.
Lebih istimewa, bengkel Muay Thai yang julung kali dianjurkan itu menampilkan tiga jaguh yang mencipta kejayaan luar biasa dalam seni mempertahankan diri berusia lebih 2,000 tahun itu.

Mereka ialah Wes Jaya yang juga peserta rancangan realiti Contender Asia II; pemegang tali pinggang berganda Muay Thai, Q Eikkasit dan Lee, pemenang juara dunia Muay Thai.

Pengurus Pemasaran Celebrity Fitness, Michael Andreas, berkata pihaknya lebih gemar menampilkan elemen berbeza dalam modul kecergasan seperti bengkel Muay Thai demi kepuasan pelanggan.

“Kita gembira dapat menawarkan kepelbagaian aktiviti kepada pelanggan termasuk mendedahkan mereka dengan seni mempertahankan diri Muay Thai.

“Lebih bermakna, bengkel Muay Thai ini disertai juara yang dapat berkongsi pengalaman dan tip mendalami seni mempertahankan diri popular ini,” katanya ketika ditemui XY – Ikon Lelaki.

Bengkel sehari itu memfokuskan asas kemahiran awal Muay Thai seperti seni pergerakan termasuk tendangan, pukulan, tepis dan menerjah pihak lawan.

Kira-kira 100 peserta yang mengambil bahagian berpeluang beraksi bersama Wes Jaya, Q Eikkasit dan Lee. Tiga jaguh ini juga melakukan demonstrasi bertarung dalam seni Muay Thai.

PESERTA bengkel Muay Thai di Celebrity Fitness, One Utama, Petaling Jaya, Selangor.

Michael berkata, Muay Thai adalah seni mempertahankan diri yang menggunakan seluruh pergerakan otot.

“Dengan pembelajaran betul dan berkesan, kita tidak saja menguasai seni Muay Thai malah memiliki tubuh badan berotot dan kuat. Teknik yang pelbagai dan berseni ini menjadikan Muay Thai sebagai seni mempertahankan diri yang menarik dipelajari,” katanya.

Sejarah Muay Thai

•Muay Thai atau tinju Siam adalah seni mempertahankan diri yang dipercayai wujud sejak lebih 2,000 tahun lalu. Seni tempur Siam ini berkembang sejak beberapa dekad lalu dan menjadi sukan gelanggang utama di Thailand.

•Seni yang diadaptasi daripada kemahiran berperang tentera Thai ini menjadi seni bela diri rakyat – baik di kalangan lelaki atau wanita. Malah, ia menjadi sebahagian daripada warisan kebudayaan masyarakat Thailand.

•Muay Thai atau bermaksud tinju bebas adalah seni mempertahankan diri yang mewakili pelbagai unsur bela diri utama. Teknik serangannya hampir menyamai seni bela diri Pradal Serey di Kemboja, Lethwei (Myanmar), Kali (Filipina), Jun Fan dan pencak silat Melayu.

•Sejarah awal kewujudan Muay Thai tidak dapat dipastikan tetapi sejarah perkembangannya banyak dikaji. Ini termasuk ketika peperangan Thailand dan Myanmar yang membawa kepada terciptanya dua teori.

•Teori pertama mendakwa Muay Thai dicipta penduduk Thailand yang berhijrah dari daerah Yunan di selatan China ke bumi Thailand. Mereka dikatakan bertanggungjawab mengembangkan sistem peperangan dikenali sebagai Krabi Krabong (ilmu senjata tradisional) dan Muay Chao Chur yang akhirnya dikenali sebagai Muay Thai.

•Teori kedua mendakwa ketika Empayar Angkor, seni bela diri Muay Thai dikenali sebagai Bokator. Ia kemudian ditukar dengan nama Muay Boran dan kemudian, Muay Thai. Berdasarkan rekod kuno, ahli sejarah menyatakan Muay Boran digunakan dalam peperangan dengan Burma, China dan Vietnam.

•Muay Thai moden wujud pada tahun 1930-an apabila sarung tangan kulit diperkenalkan. Pusingan perlawanan dan kelas berat badan mula diseragamkan.

•Perubahan zaman menjadikan Muay Thai tidak lagi dianggap seni tempur tentera Siam, sebaliknya menjadi seni mempertahankan diri untuk semua. Namun, tradisi pertarungan masih diteruskan dengan pertandingan seperti K-1, Vale Tudo, Pride dan UFC sering mendapat sambutan peminat Muay Thai.

Read more: http://www.boxxtomoi.com/2009/07/making-news.html#ixzz1GtFxkjsU

Belajar Tinggi Tapi Bodoh Berfikir


ratu langkasuka

ratu langkasuka

Assalamualaikum Warahmatullah…

Salam maaf buat pembaca, saya ingin berkongsi sedikit pengelaman…ramai manusia yang belajar tinggi-tinggi tapi masih ada kebodohan dalam berfikir..tidak terkecuali setengahnya orang yang terpelajar dalam bidang akademik secara folmal atau tidak…tidak terkecuali yang bergelar ustaz, imam, cikgu, bahkan yang bergelar Dr PHD pun ramai lagi yang bodoh dalam berkata-kata maupun tindakan, banyak kali orang pandai, intelek dan sebagainya mencerca (mungkin sindir pada kami orang silat), dengan kata ” kalau silat tu jadi berguna kenapa tak pergi perang ke Afghanistan?”, nak bersilat apanya, ambik bedil dah kena, tak dam nak buka tari lagi”, “kenapa tak jurus semua orang jahat di ambon, bukankah silat ni mari Indonesia?, inilah antara kata kata yang kita sering dengar sekitar kita yang mengbayangkan masih terdapat sedikit kebodohan berfikir di kalangan orang terpelajar…dari kebodohan berfikir ini lah membawa kepada kebodohan dalam bertindak, biasanya mereka ini akan membawa masuk seni asing seperti TTS, karate dan sebagainya, apatah lagi mungcul filem-filem silat tang menayangkan silat tu ilmu magik, mistik, tahyul, dll…tengok saja ARJUNA, MERONG MAHAWANGSA yang jauh lebih rendah mutu persilatannya(bahkan tak layak masuk kategori silat melayu pun) berbanding filem aksi silat dan sejarah melayu yang di buat bangsa asing, cuba belajar dari filem QUEEN OF LANGKASUKA, tak malukah kita orang melayu??..tepuk dada tanya selera…

Zikir


ZIKIR
Dari Taman Suri

Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingati-Nya:
“Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surah Baqaraah, ayat 198).

Ini bermakna Pencipta kamu telah membawa kamu ke peringkat kesedaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya boleh mengingati-Nya menurut kadar keupayaan tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah kalimah “La ilaha illa Llah”.

Terdapat berbagai-bagai peringkat zikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara senyap, dari lubuk hati. Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh iaitu kepada bahagian rahsia-rahsia, pergi lagi kepada yang lebih jauh iaitu bahagian yang tersembunyi sehinggalah kepada yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya, bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.

Zikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi kenyataan bahawa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara senyap di dalam hati adalah pergerakan perasaan. Zikir hati adalah dengan cara merasakan di dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir pada tahap rahsia ialah melalui keghairahan (zauk) yang diterima daripada pemerhatian rahsia suci itu. Zikir pada bahagian tersembunyi membawa seseorang kepada:
“Di tempat duduk yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar, ayat 55).

Zikir peringkat terakhir yang dipanggil khafi al-khafi – yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi – membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang hak. Dalam kenyataannya tiada sesiapa kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandungi semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara.
“Dia mengetahui rahsia dan yang lebih tersembunyi”. (Surah Ta Ha, ayat 7).

Bila seseorang telah melepasi tahap zikir-zikir tersebut suasana jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir dalam diri seseorang. Roh ini lebih tulen dan seni daripada roh-roh yang lain. Ia adalah bayi kepada hati, bayi kepada hakikat. Ketika dalam bentuk benih bayi ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak. Setelah ia lahir bayi ini menggesa orang lain supaya mendapatkaan Zat Allah Yang Maha Tinggi. Roh baharu ini yang dinamakan bayi kepada hati dan juga benih serta keupayaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang mukmin yang tulen.
“Dia jualah yang tinggi darjat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari perintah-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki:. (Surah Mukmin, ayat 15).

Roh khusus ini dihantar daripada makam Yang Maha Perkasa dan diletakkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang hak. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa sahaja melainkan Zat Allah. Nabi s.a.w bersabda, “Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang inginkan akhirat. Akhirat pula tidak dihajati oleh orang yang inginkan dunia, dan ia tidak akan diberi kepada mereka. Tetapi bagi roh yang mencari Zat Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya”. Roh untuk yang hak. Orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama Tuhannya.

Apa sahaja yang kamu buat di sini zahir kamu mestilah menurut jalan yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyedari, mengingati Allah malam dan siang, zahir dan batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu”. (Surah Nisaa’, ayat 103).

“Yang mengingati Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian langit-langit dan bumi (sambil berkata), ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau’”. (Surah Imraan, ayat 191).

PUISI SUFI


SELAWAT DAN SALAM
Burung-burung terbang di udara tidak jatuh
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas Muhammad s.a.w
Perahu-perahu terapung dipermukaan laut tidak tenggelam
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas Muhammad s.a.w
Hujan membasahi bumi suburlah tumbuh-tumbuhan
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas Muhammad s.a.w
Matahari menyinarkan cahayanya segarlah segala penghidupan
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas Muhammad s.a.w.

Engkau sentiasa berselawat dan salam
Ke atas kekasih-Mu, Muhamamd s.a.w
Wahai Saidina Muhammad s.a.w
Pada tanganmu jua terdapat cangkir air penghidupan
Air yang membasahi tengkuk yang dahagakan kasih Ilahi.
sumber:http://tamansufi.tripod.com/